Harapannya, tenun Sambas semakin dikenal masyarakat Indonesia dan dunia internasional. “Kami berkomitmen meningkatkan kualitas tenun Sambas. Di mulai dari bahan bakunya dan mengirim para penenun kita ke pelatihan di Jakarta,” kata Nurhadi kepada Tribunpontianak.co.id, Senin (30/9/2013).
Nurhadi yang juga Sekretaris Dekranasda Sambas itu menuturkan para petenun kain Sambas mulai beralih ke bahan baku sutra yang didatangkan dari Jawa dan Bali.
“Dulu mereka menggunakan benang polyster dan nilon, walaupun sekarang juga masih ada yang menggunakan tetapi kita ingin kualitas tenun Sambas lebih tinggi dengan sutra,” ujarnya.
Di samping peningkatan kualitas kain, juga berimbas pada jumlah produksi tenun dengan penyediaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebanyak 6 mesin.
“Fungsinya mempercepat produksi, jadi bisa menghasilkan 3 tenun dalam sebulan, biasanya hanya satu kain saja dalam sebulan dengan alat manual. Alat-alat itu tersebar di Desa Semberang, Desa Keranji, Desa Tumuk, Desa Manggis, dan Desa Sambas,” tuturnya.
0 komentar:
Posting Komentar