Lihatlah kegiatan Letda CKM (K) dr Dita Yulia Bintari (28) dari Yonif 403/Wirasada Pratista. Dia menjadi salah satu dari tiga kowad yang ditugaskan di perbatasan. Ditemui Koran ini, dia pun tak sungkan berbagi kisah suka dukanya memberikan pelayanan kesehatan di pedalaman perbatasan.
Sebagai seorang prajurit wanita dia harus siap menjalankan tugas, sebagai tugas yang pertama kalinya dia jalaninya.
Dituturkannya, bertugas di tapal batas, setiap harinya harus berurusan dengan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Mulai dari Pos Temaju Kompi C hingga Pos Klawik Kompi A.
“Ada 39 pos yang harus saya berikan pelayanan kesehatan.Saya lulus dari Fakultas Kedokteran tahun 2010, kemudian lulus pendidikan militer tahun 2012 dan ini merupakan penugasan yang pertama kali bagi saya di daerah perbatasan semenjak lulus pendidikan militer,” ungkap Dita tersenyum. Sejenak kemudian, dia kembali melayani pasien yang datang berobat di Pos Gabma Entikong.
Dita menuturkan, sudah lebih dari 3.000 pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan dari Pamtas TNI di tapal batas. Untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah perbatasan banyak suka dan dukanya. Dukanya harus berjalan kaki selama tiga hari untuk mencapai desa dan dusun tujuan yang ada di perbatasan.
“Tidak jarang kita dalam memberikan pelayanan menginap di dalam hutan karena kemalaman. Sedangkan, sukanya saya bisa melihat kebudayaan dan kultur yang berbeda dari tempat asal saya di Surabaya. Cukup menantang bertugas di perbatasan, kendati kondisi medan yang berat dan minim sarana prasarana terutama akses jalan. Selalu ada cerita dan kenangan setiap usai menjalankan tugas di pedalaman perbatasan,” kisahnya.
Tetapi semua itu tidaklah menjadi halangan baginya di lapangan dalam menjalankan tugas. Malah semakin tertantang untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat perbatasan. | PontianakPost
0 komentar:
Posting Komentar